Awal bermula disaat ada seorang Pemuda gagah bersama saudara kandungnya (kakak) yang beragama islam yang mempunyai kesaktian mandraguna yang berkelana ke tanah jawa tepatnya di wilayah persisir paling timur pulau jawa yaitu Desa Blambangan Kabupaten Banyuwangi...
Entah tahun berapa mereka berdua mendaratkan kakinya di tanah tanah blambangan ini, beberapa narasumber yang kami temui hanya menceritakan segelintir cerita turun temurun yang mereka dengar dari bapak dan kakeknya. Mereka berdua berasal dari tanah makassar Sulawesi Selatan bermarga Daeng. Sang kakak bernama Tampah (sebutan warga dari dahulu) dan sang adik bernama Citro (Citra logat madura).
Mereka melangkahkan kakinya di pulau Jawa tepatnya Desa Bengkak Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi, nama Desa Bengkak bermula disaat sang adik (Simbah Citro) warga menyebutnya kehausan didaerah Dusun Possumur Desa Bengkak. mereka berdua membabat wilayah tersebut bersama-sama. Sang adik Simbah Citro membabat kawasan wilayah Desa Bengkak sedangkan Simbah Tampah memebabat kawasan Wilayah Tangkop yang sekarang dikenal dengan nama Desa Watukebo.
Desa Bengkak dulunya adalah wilayah Desa Wongsorejo Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi, setelah terjadinya Tragedi Gestapu dan Gestok yang terjadi pada tahun 1965, pada tahun ± 1966 Desa Wongsorejo melakukan pemekaran wilayah peningkatan status wilayah menjadi Kecamatan. Yang pada waktu itu Desa Wongsorejo dijabat oleh Kepala Desa yang bernama Busana.
Secara resmi Desa Bengkak berdiri dan melakukan pemekaran wilayah setelah Desa Wongsorejo meningkatkan wilayah statusnya menjadi Kecamatan pada tahun ± 1966. Yang kala itu dari Pemerintah Kecamatan Wongsorejo menugaskan Pelaksana Tugas di Desa Bengkak sebagai Kepala Desa Pertama Desa Bengkak yaitu Bapak Soponyono panggilan akrabnya Pak Nyono.
Unduh Lampiran:
SEJARAH DESA BENGKAK